(tilisan ini merupakan revisi ke.1 dari tulisan sebelumnya)
Sirkit bagian defleksi horisontal teve modern terdiri dari bagian-bagian :
- VCO (Voltage Controlled Oscillator)
- Horisontal Count-down ( Pembagi Frekwensi )
- Horisontal Automatic Frequency Control (Hor AFC)
- Horisontal Driver
- Horisontal Output
- Kumparan Defleksi Horisontal ( Def yoke )
Sirkit VCO, Horisontal Count-down, PH1 dan PH2 pada teve modern berada dalam kemasan ic besar yang dinamakan ic Jungel bersama dengan bagian lain seperti Vertikal osilator, Video/Chroma, Video IF dan SoundIF.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
VCO (Voltage Controlled Oscillator)
Merupakan osilator pembangkit frekwensi tinggi dimana besar frekwensinya dapat dikendalikan oleh suatu perubahan tegangan dc. Berbagai macam ic Jungel mempunyai sistim kerja yang sedikit berbeda pada bagian VCO. Pada teve model lama frekwensi osilator diperoleh dengan menggunakan eksternal keramik resonator yang mempunyai frekwensi 500Khz. Pada model-model baru eksternal resonator semacam ini sudah tidak digunakan lagi dan frekwensi osilator menggunakan referensi dari osilator yang juga digunakan untuk bagian pemroses warna.
Frekwensi yang dihasilkan VCO masih sangat tinggi dan oleh Horisontal Countdown frekwensi akan diturunkan dengan cara dibagi-bagi (dengan sirkit pembagi frekwensi) sehingga diperoleh frekwensi horisontal (atau line frekwensi). Besarnya keluaran frekwensi horisontal secara otomatis akan mengikuti sistim sinyal video yang diterima. Jika terima sistim PAL frekwensi horisontal adalah 15.625 Hz dan jika terima sistim NTSC frekwensinya adalah 15.750 Hz.
Horisontal AFC.
Jepang menggunakan istilah AFC (Automatic Frekwency Control) dan Eropa menggunakan istilah PH (Phase Horizontal). Digunakan untuk menjaga agar frekwensi horisontal sinkron dan stabil frekwensinya. Frekwensi horisontal yang tidak sinkron dan tidak stabil (berubah frekwensinya) dapat menyebabkan gambar terlihat menjadi seperti garis-garis miring (roboh seperti motif batik) atau gambar bergeser kiri-kanan. Makin banyak jumlah garis-garis miring, berarti makin jauh frekwensi horisontal berubah. Teve model lama hanya menggunakan sebuah sirkit AFC, sedangkan teve sekarang menggunakan Double Horisontal AFC.
AFC.1
Sirkit inilah yang berfungsi untuk menjaga agar "frekwensi" horisontal tetap stabil tidak berubah. Jika frekwensi horisontal berubah frekwensinya maka akan menyebabkan gambar nampak terkoyak-koyak atau roboh.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan frekwensi sinyal horisontal dari VCO dengan frekwensi sinyal sinkronisasi horisontal yang diterima dari sinyal gambar teve. Kalau kedua frekwensi tidak sama, maka frekwensi VCO akan dikoreksi oleh AFC.1 sehingga keluaran frekwensi horisontal menjadi sama dengan frekwensinya sinyal sinkronisasi horisontal.
AFC.2
Berfungsi untuk menjaga agar "phase" horisontal tetap stabil. Phase horisontal yang tidak stabil akan menyebabkan gambar nampak tetap utuh tetapi tidak stabil sehingga gambar "bergeser kearah kiri-kanan" layar.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan phase keluaran dari horisontal osilator dengan phase pulsa flyback (FBP = Flyback Pulse) yang berasal dari umpan balik pin-AFC tranfo flyback. Jika kedua pulsa tersebut phasenya tidak sama, maka akan dikoreksi oleh sirkit AFC.2 agar phase menjadi sama. Sirkit ajusment Horisontal Shift berhubungan dengan bagian ini.
Gambar dibawah adalah merupakan contoh blok diagram osilator Horisontal Count Down dengan Double Horisontal AFC.
Gambar dibawahadalah contoh blok diagram sirkit osilator Horisontal Count Down yang dengan Single Horisontal AFC (misalnya TA8690)
Horisontal driver.
Berfungsi untuk memperkuat sinyal frekwensi horisontal yang dikeluarkan dari ic Jungel dan dan sebagai “penyesuai impedansi” dengan bagian Horisontal-out. Sebagai penghubung (kopel) antara Horisontal Driver dengan Horisontal Output umumnya digunakan sebuah tranfo sebagai matching impedansi (penyesuai impedansi) dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi kopel secara maksimum.
Peranan horisontal driver cukup kritis, karena
- Idealnya pada saat ON resistansi antara kolektor dengan emitor adalah nol. Jika drive kurang akan menyebabkan transistor HOT tidak sepenuhnya "on", tetapi masih mempunyai resistansi yang besar dan dapat menyebabkan transistor HOT panas.
- Sebaliknya kalau drive over akan menyebabkan "storage time" atau waktu yang dibutuhkan untuk kembali dari kondisi ON ke kondisi OFF transistor menjadi lebih lama. Akibatnya periode "on time" transistor HOT menjadi lebih lama, sehingga dapat pula menyebabkan transistor HOT panas.
(lihat gambar diatas)
RC damper :
- Karena yang diperkuat berbentuk pulsa kotak dan kolektor dihubungkan dengan kumparan tranfo horisontal drive, maka akibatnya akan timbul gangguan “frekwensi ringing” pada kolektor transistor horisontal drive. Karena itu pada bagian ini dipasang serial RC damper yang berfungsi untuk menghilangkan gangguan ringing ini (R433 & C433)
- Kerusakan filter R433 7 C433 dapat menyebabkan timbulnya gangguan garis putih vertikal pada layar TV.
Elko C434 dinamakan elko de-coupling.
- Berfungsi untuk memperbaiki kopling antara horisontal drive dengan horisontal-out
- Kerusakan elko filter C434 akan menyebabkan kopling kurang maksimal sehingga HOT under drive,
- Under dirve dapat menyebabkan HOT panas dan lama-lama rusak.
- Terhadap gambar kerusakan elko ini dapat menimbulkan gangguan yang berupa timbulnya beberapa deretan blok vertikal abu2 (tipis) pada bagian kiri layar.
Horisontal-Output
Merupakan bagian yang paling sulit dipahami. Bentuk tegangan yang melalui masing-masing komponen berbeda satu sama lain.
Transistor HOT berfungsi untuk menyediakan power yang cukup agar mampu menghasilkan tegangan berbentuk pulsa-pulsa untuk mendrive kumparan defleksi horisontal. Transistor HOT umumnya mendapat suply tegangan B+ yang besarnya sekitar dc 100 hingga 150v.
Transistor HOT sebenarnya bukan berlaku sebagai sebuah penguat atau amplifier, tetapi berlaku sebagai "switch on-off" yang dikemudikan oleh pulsa horisontal driver. Pada saat periode "on" maka kolektor-emitor idealnya akan terhubung sepenuhnya seperti sebuah switch dan resistansinya "nol". Tetapi karena resistansi ideal ini tidak mungkin, maka kolektor-emitor masih mempunyai nilai resistansi yang kecil yang menyebabkan transistor menjadi panas sesuai hukum Watt = I x R.
Pada teve modern yang sudah mempunyai tingkat efisiensi tinggi - sirkit bagian HOT umumnya sudah demikian bagus, sehingga tidak banyak lagi panas yang dihasilkan oleh transistor HOT. Oleh karena itu kadang tidak diperlukan aluminium pendingin lagi.
Trafo flyback dilalui arus yang berbentuk pulsa-pulsa yang mengakibatkan timbulnya tegangan induksi yang cukup tinggi sekitar 100 ~ kurang lebih 1500v. Tegangan ini akan diterima oleh kolektor-emitor transistor HOT, oleh karena itu minimal transistor HOT harus mempunyai tegangan kerja kolektor-emitor 1500v.
Bagian horisontal output merupakan sirkit yang paling sulit dipahami. Bentuk tegangan maupun arus yang melalui masing-masing komponen berbeda satu sama lain.
|
(t1) | Awal scaning, yaitu ketika sinar elektron tepat ada dibagian tengah layar karena belum ada defleksi |
(t1–t2) | HOT dalam kondisi “on”. Menyebabkan arus kolektor naik dari nol naik secara linear seperti terlihat pada gambar C. Hal ini menyebabkan sinar elektron melakukan scaning dari bagian tengah layar ke bagian pinggir kanan layar. |
(t2) | Pulsa tegangan drive “Off”. Hal ini menyebabkan arus kolektor maupun arus yang melalui kumparan primer HVT tiba-tiba kolaps (hilang). Hal ini menyebabkan timbulnya tegangan induksi diri pada kumparan primer HVT. |
(t2-t3) | Tegangan induksi diri dari kumparan HVT ini cukup tinggi dan akan disalurkan mengisi kapasitor resonan. |
(t2-t4) | Merupakan saat horisontal retrace, scaning dari kanan layar kembali ke kiri layar. Pada saat (t2-t4) ini tegangan kolektor HOT merupakan setengah sinus seperti gambar G. Besarnya tegangan pulsa kolektor adalah antara 1000 ~ 1500V, menyesuaikan dari besarnya layar CRT. |
(t3-t4) | Setelah tegangan induksi diri HVT hilang, maka tegangan pada kapasitor resonan akan dibuang lewat kumparan HVT. |
(t4-t5) | Kapasitor resonan dan kumparan primer HVT membentuk sebuah sirkit resonasi. Tegangan pembuangan dari kapasitor resona (t3-t4) akan menyebabkan tegangan induksi diri pada kumparan HVT timbul lagi, tetapi dengan polaritas terbalik. Karena dipasang Diode Damper, maka tegangan induksi ini akan dibuang lewat Diode Damper, dengan demikian tidak terjadi osilasi. |
(t5) | Sebelum (t5) HOT harus diswitch menjadi “on”. Timing untuk (t5) ini dapat berubah antara (t4-t5), dan hal ini dipengaruhi oleh beban arus anode CRT (antara lain nilai kapasitor resonan, impedansi def yoke, impedansi flyback). Pada CRT layar besar (t5) harus diswitch “on” lebih awal. |
*******************************************
Perbedaan antara frekwensi dan phase.
Banyak teknisi yang kurang memahami perbedaan antara kedua istilah ini. Untuk memahami maka dapat digunakan analogi seperti dibawah ini.
- Si A makan 3 kali sehari, yaitu pada jam 6.00 pagi. 12.00 siang dan 18.00 sore.
- Si B makan 3 kali sehari, yaitu pada jam 7 pagi, 13.00, dan 19.00 malam.
- Si C makan 4 kali sehari, yaitu pada jam 6.00 pagi, 11.00 siang, 17.00 sore, dan 21.00 malam
Maka dapat dikatakan,
- Dikatakan A dan B mempunyai frekwensi makan yang sama, yaitu 3 kali sehari
- Dikatakan A dan B mempunyai beda phase 1 jam, karena A makan 1 jam lebih awal dari B.
- Dikatakan A dan C mempunyai beda frekwensi makan.
****************************************
Kamus :
- Frekwensi = banyaknya jumlah getaran listrik dalam setiap satu detik.
- Phase = waktu
- Damper = peredam
- HOT = horiosntal output transistor
- Osilator = pembangkit getaran frekwen sinyal listrik
****************************************