KASUS :
- Panasonic Chasis EURO 7 (TX-29P300) dengan problem mati stand-by, dimana power tidak mau on
TINDAKAN ke.1
- Analisa awal, mikrokontrol tidak kerja.
- Buka komputer lihat service manual
- Awalnya kami cukup kesulitan mencari lokasi ic mikrokontrolnya, walaupun sudah berlama-lama melototi skematik.
- Model ini ternyata mikrokontrolnya menggunakan SDA6000 yang merupakan satu kesatuan sebagai TELETEXT. Berbentuk sebagai sebuah modul kecil pcb dobel-layer pada bagian pojok depan main board
-
U adalah modul mikrokontrol/teletext
- Dengan bantuan skematik kami cari dulu titik-titik test point dimana kami dengan mudah akan dapat melakukan test pengecekan-pengecekan Vcc 5v, osilator, reset, dan kontrol Key-in. Kemudian titi-titik tersebut kami tandai dengan spidol merah.
- Kemudian dengan volt-meter kami lakukan pengecekan Vcc 5v, Reset dan kontrol Key-in dan untuk kerja osilator kami cek dengan osiloskop.
- Ternyata hasilnya semua normal.
- Jadi kesimpulan awal IC mikrokontrol tidak rusak.
- Maka kemudian kami coba bersihkan board dengan thiner dan kemudian dikeringkan dengan hair dryer.
- Ternyata mikrokontrol bisa OK dan teve dapat menyala normal.
- Senangnya........tapi .......eeee .......ternyata tidak lama.................2 hari kemudian pesawat mati lagi
TINDAKAN ke.2
- Analisa kedua, mungkin solderan ic-ic ada yang kurang bagus.
- Maka perlu tindakan re-soldering.
- Menggunakan kuas kecil yang kami celupkan dahulu pada larutan “gondorukem” kami sapukan pada semua kaki-kaki ic tempel (*)
- Kemudian kaki-kaki ic kami panaskan menggunakan solder-blower agar timah-timahnya meleleh lagi.
- Dipasang.......dan harap-harap cemas.........pesawat dapat hidup normal lagi.......tetapi 2 hari kemudian mati lagi
TINDAKAN ke.3
- Coba re-soldering secara manual dengan solder biasa.
- Pesawat dapat hidup lagi............tetapi 2 hari kemudian pesawat terulang mati lagi.......
PAUSE DAHULU........pusing memikirkannya
- Mungkinkah IC mikrokontrol SD6000 rusak?..........
- Tanya ke service resmi.......harga SDA6000 kurang lebih 400rb......itupun mesti order ke Japan.....
- Wah.....mahal ni...je.......bagaimana nanti setelah dipasang ada masalah.........memasang-nya pun rasanya tidak gampang......bisa-bisa nombok.......kalau gagal
- Konsumen pun mungkin keberata
- …….“Ah ......lebih baik dibatalkan saja........”, pikir kami.
TINDAKAN ke.4
- Sudah hampir 3 minggu lebih pesawat masing nongkrong di bengkel (....kok konsumen belum menanyakan).
- Iseng-iseng kami amati bolak-balik pcb modul mikrokontrol (.....visual chek istilah keren-nya)
- Disitu kami lihat banyak sekali lubang-lubang vias (**) yang tembaga printednya kelihatan berwarna kecoklatan tidak kena timah.
- …….“Jangan-jangan ada salah satu lubang vias yang korosi sehingga tidak kontak lagi,” pikir kami.
- Maka tindakan selanjutnya lubang-lubang vias yang jumlahnya hampir ratusan kami coba solder-i satu demi satu agar terlapisi timah – dengan harapan kalau ada yang tidak kontak bisa nyambung lagi.
Gambar samping adalah printed modul mikrokontrol layer bagian atas dimana menempel IC SDA6000 |
Gambar samping adalah printed modul mikrokontrol layer bagian bawah. |
- Kemudian pesawat kami coba lagi dengan harapan mudah-mudahan kali ini berhasil. Doa kami “Ya Tuhan, tiada sesuatu yang mudah jika engkau membuatnya sulit. Dan tiada sesuatu yang sulit jika engkau membuatnya menjadi mudah. Mudahkanlah urusan dan pekerjaan kami. Amien”
- 2 hari.....3 hari......4 hari....dan seterusnya berlalu.......dan pesawat tetap masih hidup.
- Alhamdulillah………Mudah-mudahan dapat bertahan lama.
Catatan :
(*) Re-soldering ic SMD (tempel) kenapa mesti diberi cairan larutan gondorukem (gondorukem yang dilarutkan pada thiner)?…….. Pengalaman kami jika kaki-kaki ic SMD dipanaskan langsung dengan solder blower tanpa diberi cairan larutan gondorukem, maka kadang-kadang timbul ledakan kecil yang meyebabkan timah berhamburan (muncrat...) ke sekeliling dan menyebabkan kaki-kaki ic short. Waktu masih diperusahan kami menggunakan cairan yang dinamakan fluxer, yang biasa digunakan pada proses “flow solder” dibagian produksi.
(**) Vias adalah nama lubang kecil yang berisi lapisan tembaga berbentuk silinder kecil dan berfungsi untuk menghubungkan printed pada layer bagian atas dengan printed layer bagian bawah.
******************************